Kamis, 08 Maret 2018

Pembelajaran Abad - 21

Pembelajaran Abad 21


Kemajuan Ilmu dan Teknologi Sangat cepat. Hal ini menuntut kita sebagai pengajar dan pendidik harus dapat mengikuti perkembangan teknologi dalam rangka memberikan kesempatan belajar para peserta didik. Berikut ini tulisan tentang bagaimana pembelajaran di era digital pada abad 21 saat ini. 

Plickers Cards sebagai salah satu cara penilaian.




Pembelajaran abad 21 merupakan pembelajaran yang mempersiapkan generasi abad 21 dimana kemajuan teknologi yang berkembang begitu cepat memiliki pengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan termasuk pada proses belajar mengajar. Selain itu, system pembelajaran abad 21 merupakan suatu peralihan pembelajaran dimana kurikulum yang dikembangkan saat ini menuntut sekolah untuk merubah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pendidik (teacher-centered learning) menjadi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student-centered learning). Hal ini sesuai dengan tuntutan dunia masa depan dimana peserta didik harus memiliki kecakapan berpikir dan belajar. Kecakapan-kecakapan tersebut diantaranya adalah kecakapan dalam memecahkan masalah (problem solving), berpikir kritis, kolaborasi, dan kecakapan berkomunikasi. Semua kecakapan ini bisa dimiliki oleh peserta didik apabila pendidik mampu mengembangkan rencana pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan yang menantang peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah. Kegiatan yang mendorong peserta didik untuk bekerja sama dan berkomunikasi harus tampak dalam setiap rencana pembelajaran yang dibuatnya.
Untuk mewujudkan keterampilan-keterampilan siswa yang mampu bersaing pada abad 21 maka pembelajaran di sekolah harus merujuk pada 4 karakter belajar abad ke 21 yang dirumuskan dalam 4C yakni:
a. Communication : artinya, pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa harus terjadi komunikasi multi arah dimana terjadi komunikasi multi arah antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, maupun antar sesama siswa. Siswa hendaknya diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa dapat mengkonstruk pengetahuannya sendiri melalui komunikasi dan pengalaman yang dia alami.
Komunikasi tidak lepas dari adanya interaksi antara dua pihak. Komunikasi memerlukan seni, harus tahu dengan siapa kita berkomunikasi, kapan waktu yang tepat untuk berkomunikasi, dan bagaimana cara berkomunikasi yang baik. Komunikasi bisa dilakukan baik secara lisan, tulisan, atau melalui simbul yang dipahami oleh pihak-pihak yang berkomunikasi. Komunikasi yang berjalan dengan baik tidak lepas dari adanya penguasaan bahasa yang baik antara komunikator dan komunikan.
Kegiatan pembelajaran merupakan sarana yang sangat strategis untuk melatih dan meningkatkan kemampuan komunikasi siswa, baik komunikasi antara siswa dengan guru, maupun komunikasi antar sesama siswa. Ketika siswa merespon penjelasan guru, bertanya, menjawab pertanyaan, atau menyampaikan pendapat, hal tersebut adalah merupakan sebuah komunikasi.
b. Collaboration : artinya, pada proses pembelajaran guru hendaknya menciptakan sistuasi dimana siswa dapat belajar bersama-sama/berkelompok (team work), sehingga akan tercipta suasana demokratis dimana siswa dapat belajar menghargai perbedaan pendapat, menyadari kesalahan yang ia buat, serta dapat memupuk rasa tanggung jawab dalam mengerjakan tanggung jawab yang diberikan. Selain itu dalam situasi ini siswa akan belajar tentang kerjasama tim, kepemimpinan, ketaatan pada otoritas, dan fleksibelitas dalam lingkungan kerja.
Pembelajaran secara berkelompok, kooperatif melatih siswa untuk berkolaborasi dan bekerjasama, juga menanamkan kemampuan bersosialisasi dan mengendalikan ego serta emosi. Dengan demikian melalui kolaborasi akan tercipta kebersamaan, rasa memiliki, tanggung jawab, dan kepedulian antar anggota. Sukses bukan hanya dimaknai sebagai sukses individu, tetapi juga sukses bersama, karena pada dasarnya manusia disamping sebagai individu, juga makhluk social. Saat ini banyak orang cerdas secara intelektual, tetapi kurang mampu bekerja dalam tim, kurang mampu mengendalikan emosi, dan memiliki ego yang tinggi. Hal ini tentunya akan menghambat jalan menuju kesuksesannya, karena menurut hasil penelitian Harvad University, kesuksesan seseorang ditentukan oleh 20% hard skill dan 80% soft skill. Kolaborasi merupakan gambaran seseorang yang memiliki soft skill yang matang. Hal ini akan mempersiapkan siswa dalam menghadapi dunia kerja dimasa yang akan datang
c. Critical Thinking and Problem Solving: artinya, proses pembelajaran hendaknya membuat siswa dapat berpikir kritis dengan menghubungkan pembelajaran dengan masalah-masalah konstektual yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Kedekatan dengan situasi yang real yang dialami oleh siswa ini akan membuat siswa menyadari pentingnya pembelajaran tersebut sehingga siswa akan menggunakan kemampuan yang diperolehnya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya.
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk mewujudkan hal tersebut melalui penerapan pendekatan saintifik (5M), pembelajaran berbasis masalah, penyelesaian masalah, dan pembelajaran berbasis projek. Guru jangan rishi atau merasa terganggu ketika ada siswa yang kritis, banyak bertanya, dan sering mengeluarkan pendapat. Hal tersebut sebagai wujud rasa ingin tahunya yang tinggi. Yang perlu dilakukan guru adalah memberikan kesempatan secara bebas dan bertanggung jawab kepada setiap siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan dan membuat refleksi bersama-sama. Pertanyaan-pertanyaan pada level HOTS dan jawaban terbuka pun sebagai bentuk mengakomodasi kemampuan berpikir kritis siswa.
d. Creativity and Innovation, artinya pembelajaran harus menciptakan kondisi dimana siswa dapat berkreasi dan berinovasi. Guru hendaknya menjadi fasilitator dalam menampung hasil kreativitas dan inovasi yang dikembangkan oleh siswa.
Guru perlu membuka ruang bagi siswa untuk mengembangkan kreativitasnya. Kembangkan budaya apresiasi terhadap sekecil apapun peran atau prestasi siswa. Hal ini bertujuan untuk memotivasi siswa supaya terus meningkatkan prestasinya. Peran guru hanya sebagai fasilitator dan membimbing setiap siswa dalam belajar, karena pada dasarnya setiap siswa adalah unik dan memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Sesuai yang disampaikan oleh Howard Gardner bahwa manusia memiliki 8 jenis kecerdasan majemuk, diantaranya: (1) kecerdasan matematika-logika, (2) kecerdasan bahasa, (3) kecerdasan musikal, (4) kecerdasan kinestetis, (5) kecerdasan visual-spasial, (6) kecerdasan intrapersonal, (7) kecerdasan interpersonal, dan (8) kecerdasan naturalis

Proses pembelajaran untuk menyiapkan siswa memiliki kecakapan abad 21 menuntut kesiapan guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Guru atau Pendidik memegang peran sentral sebagai fasilitator pembelajaran. Pendidik berperan sangat penting (Fuad Hasan), karena sebaik apapun kurikulum dan system pendidikan yang ada, tanpa didukung mutu pendidik yang memenuhi syarat maka semuanya akan sia-sia.Sebaliknya, dengan pendidik yang bermutu maka kurikulum dan system yang tidak baik akan tertopang. Keberadaan pendidik bahkan tak tergantikan oleh siapapun atau apapun sekalipun dengan teknologi canggih. Alat dan media pendidikan, sarana prasarana, multimedia dan teknologi hanyalah media atau alat yang hanya digunakan sebagai rekan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, pendidik dan tenaga kependidikan perlu memiliki kualifikasi yang dipersyaratkan, kompetensi yang terstandar serta mampu mendukung dan menyelenggarakan pendidikan secara professional. Khususnya guru sangat menentukan kualitas output dan outcome yang dihasilkan oleh sekolah karena dialah yang merencanakan pembelajaran, menjalankan rencana pembelajaran yang telah dibuat sekaligus menilai pembelajaran yang telah dilakukan (Baker & Popham, 2005:28).
Semoga dengan adanya tulisan ini dapat membuka cakrawala kita dalam menggunakan perkembangan ilmu dan teknologi untuk kemajuans erta peningkatan kualitas pendidkan sekolah SDWR  khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya. Amiin

Sumber : https://blog.igi.or.id


Tidak ada komentar: